Liputankudus.com. KUDUS - Ribuan warga tumpah ruah menonton pagelaran sandiwara Kethoprak yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah pada Sabtu, 30 Agustus 2025.
Gelaran tersebut merupakan puncak acara kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Repubilik Indonesia yang ke-80.
Kepala Desa (Kades) Jati Kulon Hery Supriyanto, mengatakan, bahwa kegiatan Kethoprak pada ini merupakan puncak acara peringatan HUT Kemerdekaan RI yang Ke-80. "Seni kethoprak Margo Budoyo yang kita saksikan pada malam mengambil lakon; Sumpah Mukti Palapa," katanya.
Hery juga menjelaskan bahwa, sebelumnya pada awal Agustus diadakan lomba Merdeka Sampah, kemudian pada tanggal 16 Agustus, kita selenggarakan malam tirakatan yang kita selenggarakan di Aula Balai Desa.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua panitia, semua pihak yang telah bekerja semaksimal mungkin demi sukses dan lancar kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemdes Jati Kulon.
"Ini merupakan kerjasama antar Pemdes, BPD, Lembaga Desa, Karangtaruna, RT, RW, PKK, pihak sponsor, dan masyarakat semuanya yang membantu demi sukses dan lancarnya kegiatan ini," ucapnya.
Pada malam hari ini juga sekaligus penyerahan hadiah lomba Sampah Merdeka bagi juara 1,2 dan 3 serta juara harapan 1,2 dan 3.
Untuk juara 1 dari RT 03 RW 02 serta uang pembinaan sebesar Rp. 1 juta.
Kemudian Juara 2 dari RT 05 RW 01 dengan uang pembinaan sebesar Rp. 750 ribu. Sedangkan juara yang ke 3 diraih RT 03 RW 06 dengan uang pembinaan sebesar Rp. 500 ribu.
Sedangkan untuk juara harapan 1,2 dan 3 masing-masing mendapat uang pembinaan sebesar Rp. 200 ribu.
Juara harapan 1 diraih RT 03 RW 03, juara harapan 2 dari RT 02 RW 04, dan juara 3 diperoleh RT 01 RW 05.
"Dengan semangat kemerdekaan RI ke-80 mari kita terus tingkatkan semangat untuk mengisi kemerdekaan ini, dengan gotong royong, guyub, rukun, kompak demi untuk kemajuan desa yang kita cintai ini," pungkasnya.
Diantara ribuan penonton Nardi (50) warga RT 02 RW 05 Desa Jati Kulon mengatakan, senang menonton pagelaran seni kethoprak, apalagi Kethoprak Margo Budoyo. Saya beserta keluarga nonton Kethoprak bareng, bahkan kemarin bulan Juni ke wilayah Kecamatan Kaliwungu.
"Kethoprak Margo Budoyo menurutku dalam memainkan cerita atau sandiwara dipanggung masih pakem sesuai dengan aslinya. Sering nonton kethoprak, bulan Juni kemarin saya pernah nonton kethoprak di Desa Garung Kidul, Kecamatan Kaliwungu," katanya.
Saya berharap kepada Pemdes Jati Kulon kegiatan kesenian Kethoprak diadakan setahun sekali. Karena ini merupakan budaya asli Jawa, asli Indonesia yang harus kita lestarikan.
"Semoga Desa Jati Kulon setahun sekali menghadirkan seni kethoprak, ini warisan asli budaya kita yang harus di uri-uri dan dikenalkan kepada anak cucu kita," harapnya.
Sementara itu, mbah Wito (65) warga Kecamatan Dawe dirinya mengaku senang jika ada tontonan Kethoprak, geratis lagi. Dulu waktu masih muda sering nonton pagelaran seni Kethoprak dimanapun.
"Sering nonton seni kethoprak, tadi datang kesini rombongan dengan temen," tuturnya.